Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

4 Teknologi Perang yang Mulai Usang Saat Ini

Perang Rusia di Ukraina telah jadi sorotan. Ini karena melibatkan teknologi militer Rusia dan Ukraina yang didukung bantuan persenjataan dari Barat. Perang yang mulai pada 24 Februari itu, memperlihatkan empat teknologi perang yang mulai usang.
gambar tank tempur
Ilustrasi tank/Unsplash.com

Bagi kamu yang suka dengan informasi militer, pasti sudah hafal betul bagaimana kemampuan senjata Rusia yang sangat digdaya. Teknologi senjata Rusia bersaing dengan teknologi senjata milik AS.

Dan bagi kamu yang suka dengan informasi politik internasional, pasti juga sering melihat pemberitaan tentang perang Rusia di Ukraina. Ini karena perang memicu banyak masalah global, termasuk diplomasi, ancaman krisis pangan dan masalah lainnya.

Pada kesempatan kali ini, Berita Militer Internasional akan membahas beberapa dampak yang terlihat dalam perang Rusia di Ukraina. Ini khususnya dalam strategi atau teknologi perang yang terlihat semakin usang.

Usangnya teknologi perang tersebut karena perang Rusia di Ukraina saat ini adalah perang modern yang kian canggih. Banyak persenjataan lebih canggih yang muncul yang membuat senjata lama tidak lagi efektif.

Teknologi parit pertempuran

Strategi menggunakan parit dalam pertempuran telah dilakukan sejak ratusan tahun silam. Salah satu perang yang terkenal dan menggunakan teknologi sederhana tersebut adalah Perang Khandaq yang terjadi pada 627 M.

Perang Khandaq melibatkan pasukan Muslim yang bertahan melawan koalisi pasukan musuh. Hasilnya adalah kemenangan pasukan Islam yang dipimpin oleh Nabi Muhammad.

Penggunaan teknologi parit dalam strategi perang merupakan teknologi yang sangat sederhana. Parit dibuat memanjang dan kadang digali sepanjang puluhan kilometer. Parit akan menjadi tempat perlindungan utama bagi pasukan dari serangan musuh.

Pada Perang Dunia I, perang parit juga sangat terkenal digunakan. Dan sejak penemuan tank, kendaraan lapis baja tersebut banyak yang terjebak di parit sehingga jadi sasaran empuk pasukan musuh.

Dalam perang Rusia-Ukraina kali ini, kedua belah pihak juga membangun parit yang sangat panjang. Letak parit tersebut berada di front timur Ukraina.

Parit tersebut digunakan pasukan untuk bersembunyi dan sebagai benteng pertahanan. Tapi ketika sekarang teknologi drone tempur telah tercipta, parit tak lagi menjadi lokasi aman untuk bersembunyi.

Beberapa video pertempuran Rusia di Ukraina memperlihatkan, ketika pasukan bersembunyi di parit, mereka dijatuhi bom dari drone tempur. Sialnya, karena parit biasanya sempit, pasukan akan kesulitan bergerak dan mereka jadi sasaran yang sangat empuk.

Pesawat tempur garis depan

jet tempur
Jet tempur/Unsplash.com

Ketika Perang Dunia I terjadi, teknologi pesawat tempur baru dimulai. Beberapa pesawat tempur yang tercipta, menjadi salah satu armada penting untuk melakukan penyerangan.

Pesawat jarak dekat atau helikopter dikerahkan untuk menyerang musuh yang berada di garis paling depan. Pesawat tempur tersebut dapat memberikan tembakan atau bom yang presisi terhadap target.

Saat ini, posisi pesawat atau perang pesawat tempur garis depan mulai usang. Ini karena, teknologi rudal semakin canggih, khususnya rudal pertahanan darat ke udara, yang bisa mengejar pesawat musuh.

Jika dulu teknologi rudal belum ada, maka pesawat tempur garis depan bisa leluasa menyerang musuhnya. Tapi kini ketika teknologi rudal pertahanan kian canggih, mengerahkan pesawat tempur di garis depan adalah hal yang konyol.

Mereka akan menjadi santapan lezat rudal pertahanan lawan. Banyak dari pesawat tempur Rusia yang dijatuhkan oleh Ukraina, baik itu dengan rudal canggih atau rudal murah yang dipanggul oleh seorang tentara.

Bantuan rudal darat-ke-udara yang diterima Ukraina dari Barat, telah banyak merugikan pesawat tempur atau helikopter serang Rusia. Banyak rekaman video yang beredar menunjukkan armada udara Rusia berjatuhan karena tembakan tersebut.

Tank pertempuran

Kendaraan lapis baja adalah salah satu temuan yang hebat. Kendaraan lapis baja, termasuk tank, mulai muncul pada Perang Dunia I dan berkembang secara masif pada Perang Dunia II.

Ragam kendaraan lapis baja juga berkembang, dari mulai tank, tank ringan, tank medium, tank berat dan kendaraan lapis baja pengangkut personel.

Dalam perang Rusia di Ukraina, pasukan Moskow mengerahkan banyak kendaraan lapis baja termasuk tank-tank tempurnya. Bahkan tank terbaru juga dikerahkan.

Namun karena wilayah Ukraina yang luas, persebaran tank Rusia terkesan sangat tipis untuk membangun serangan. Selain itu, pasukan Ukraina dilengkapi rudal Javelin AS dan rudal NLAW Swedia yang terbukti sangat efektif menghancurkan tank tersebut.

Sampai pertengahan Agustus 2022, Rusia secara visual telah kehilangan 936 tank di Ukraina. Ini setara dengan tiga divisi tank.

Drone tempur juga memiliki efek buruk bagi tank. Banyak tank Rusia yang rusal setelah dijatuhi granat berdaya ledak tinggi dari drone yang dimiliki oleh Ukraina.

Popular Mechanic menyebutkan, satu drone tempur yang dipersenjatai dengan enam granat berdaya ledak tinggi, secara teoritis dapat menghancurkan satu peleton tank.

Logika sederhanya seperti ini: jika tank seberat 60 ton dan bernilai 10 juta dolar (Rp150 miliar) bisa hancur dengan drone komersial yang dilengkapi granat, maka apakah tank tetap akan efektif dalam pertempuran masa depan?

Meski tank Rusia terlihat rentan serangan saat perang di Ukraina, tapi tank tetap diakui merupakan senjata berat yang tidak ada duanya di angkatan darat. Tank memiliki kombinasi daya tembak yang tinggi, perlindungan yang kuat dan kecepatan geraknya diakui.

Howitzer tarik

gambar howitzer
Howitzer tarik/Pixabay.com

Senjata lain yang terlihat usang dalam perang modern Rusia di Ukraina adalah howitzer tarik. Howitzer telah menjadi senjata kaliber besar yang mampu menghancurkan pasukan musuh dalam jarak jauh.

Senjata ini telah digunakan sejak ratusan tahun lalu, dimulai dari meriam sederhana dan kemudian berkembang menjadi semakin modern dengan amunisi yang dapat dikendalikan.

Tapi di dalam perang modern, senjata berat howitzer yang ditarik, bobotnya sangat berat dan perlu dibutuhkan strategi hit and run. Ini menjadi kelemahan senjata berat tersebut.

Dengan bobot yang berat dan harus bisa berpindah dalam waktu cepat, howitzer bisa jadi target empuk oleh jet tempur yang semakin cepat atau drone tempur yang menyelinap di balik awan.

Selain itu, proses pemasangan amunisi di howitzer tarik membutuhkan waktu beberapa menit untuk melakukan reload.

Dari pelajaran perang di Ukraina, kemungkinan teknologi howitzer tarik ini akan mulai digantikan dengan howitzer self-propelled yang bisa bergerak dengan tubuh lapis baja seperti tank. Selain itu, proses reloadnya juga lebih cepat.

Howitzer self-propelled seperti CAESAR dapat menembakkan peluru kemudian berpindah ke posisi menembak berikutnya dalam hitungan detik. Tidak seperti howitzer tarik yang harus diangkat ke kendaraan pengangkut kemudian dipindahkan ke lokasi lain.

Posting Komentar untuk "4 Teknologi Perang yang Mulai Usang Saat Ini"