Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Ukraina Dihujani Rudal Oleh Rusia, Belasan Warga Sipil Tewas

Rusia mengalami beberapa kekalahan telak sejak September 2022 di Ukraina sejak menginvasi pada 24 Februari. Moskow awal pekan ini menghujani Ukraina dengan rudal balistik berpresisi tinggi sebagai serangan balasan.

rudal balistik rusia
Ilustrasi rudal balistik Rusia (Wikipedia.org)

Berita Militer Internasional - Pada hari Senin (10/10/2022), Rusia melakukan serangan dalam skala besar ke Ukraina. Serangan tersebut dilakukan sejak malam hari sampai pagi hari saat jam sibuk.

Puluhan lokasi di Ukraina, yang diklaim oleh Rusia sebagai target strategis militer, telah mengalami kerusakan.

Namun pihak Ukraina mengatakan bahwa banyak dari serangan rudal Rusia telah menghantam infrastruktur sipil seperti saluran air dan listrik. Korban tewas dari kalangan sipil juga banyak.

Amerika Serikat (AS) mengecam serangan rudal Rusia tersebut, dan berjanji akan membantu Ukraina dengan mengirim sistem pertahanan udara yang canggih.

Jerman juga menanggapi serangan Rusia ke Ukraina itu, dengan berjanji akan mengirim sistem pertahanan udara ke Ukraina dalam waktu secepatnya.

Serangan rudal balistik terbesar Rusia sejak invasi

Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari. Sampai saat ini, invasi belum berhenti dan justru Rusia mengalami kekalahan di beberapa front pertempuran di Ukraina.

Pada Sabtu akhir pekan lalu, jembatan Krimea yang menghubungkan Rusia mengalami ledakan hebat yang mengakibatkan kerusakan. Kremlin menuduh bahwa itu dilakukan oleh pasukan Kiev.

Pada Senin, Rusia melancarkan serangan besar dengan rudal balistik dan drone bunuh diri buatan Iran. Layanan Darurat Ukraina, melansir Associated Press, mengatakan 14 warga sipil tewas dengan hampir 100 orang terluka.

Penasihat Presiden Ukraina, Andriy Yermak, mengatakan bahwa serangan Rusia itu tidak memiliki target militer praktis dan hanya bertujuan menyebabkan bencana kemanusiaan.

Pihak berwenang Ukraina menjelaskan serangan rudal Rusia merusak 70 bangunan infrastruktur, 29 di antaranya berstatus kritis.

Rusia luncurkan hampir 100 rudal balistik dan puluhan drone

Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa pasukannya menargetkan infrastruktur energi dan fasilitas komando militer Ukraina.

Langkah itu dilakukan sebagai balasan atas serangan terhadap jembatan Krimea-Rusia, di mana Putin menuduh itu sebagai tindakan teroris.

Kepada Dewan Keamanan Rusia, Putin mengatakan akan memberi tanggapan keras dan menyakitkan jika serangan Ukraina lebih lanjut mengancam keamanan negaranya.

Pihak berwebang Ukraina, menagtakan bahwa Rusia meluncurkan 84 rudal balistik dan 24 drone bunuh diri. Pasukan Kiev berhasil menjatuhkan 56 senjata tersebut.

Beberapa rudal Rusia dilaporkan menghantam ibu kota Kiev yang selama beberapa bulan relatif tenang. Rudal Rusia dilaporkan menghantam dekat Taman Kanak-Kanak dan minibus di dekat Universitas Nasional Kiev.

Rusia klaim semua target di Ukraina terkena serangan

Moskow mengklaim bahwa serangan terkoordinasi dengan peluncuran puluhan rudal balistik ke Ukraina, mengincar target-target yang telah ditentukan.

Kementerian Pertahanan Rusia dalam laporannya, melansir Reuters, mengatakan pasukannya telah melancarkan serangan besar-besaran dengan senjata jarak jauh yang presisi.

Serangan disebut menargetkan militer, sistem komunikasi dan sumber energi Ukraina.

Pemimpin Chechnya, sekutu utama Presiden Putin, mengatakan bahwa dia seratus persen puas dengan serangan itu setelah dia sebelumnya melontarkan kritik secara terang-terangan atas buruknya performa militer Rusia.

AS dan PBB kutuk serangan rudal Rusia ke Ukraina

Serangan besar-besaran dengan rudal balistik dan drone bunuh diri Rusia ke Ukraina menimbulkan kemarahan bagi banyak kalangan, khususnya AS sebagai pendukung utama Ukraina.

Presiden AS Joe Biden, melansir The Guardian, mengatakan Washington mengecam serangan tersebut dan menggambarkannya sebagai serangan brutal.

Biden juga menegaskan bahwa serangan yang dilakukan pasukan Moskow, hanya akan meningkatkan komitmen negaranya dalam membantu mempertahankan Ukraina dari invasi pasukan Putin.

Dalam pembicaraan telepon dengan Presiden Zelenskyy, Biden menjanjikan akan membantu Ukraina dukungan sistem pertahanan udara yang canggih.

Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, mengaku terkejut dengan serangan rudal Rusia ke Ukraina. Dia menyebutnya sebagai eskalasi perang yang tak dapat diterima, dan warga sipil menanggung biaya tertinggi dengan menjadi korban.

Posting Komentar untuk "Ukraina Dihujani Rudal Oleh Rusia, Belasan Warga Sipil Tewas"